Rabu, 04 Maret 2015

Tips dan trik Cari rumah di Belanda. Pengalaman di Groningen (part 1)

Sebagai PhD student yang sudah berkeluarga, kadang kita harus memilih untuk membawa keluarga atau tidak dalam menjalani studi di tanah rantau. Dalam hal ini, saya memilih untuk membawa keluarga untuk menemani saya di Belanda khususnya di Groningen. Sekedar informasi, saya adalah PhD student dari Purwokerto yang mendapat beasiswa dari DIKTI.

Di University of Groningen, terdapat kebijakan bahwa PhD student yang membawa beasiswa dari negara asal dan jumlahnya di bawah EUR1600 bisa memperoleh tunjangan untuk sewa rumah (housing allowance) sebesar EUR400. Hal ini sangat membantu terutama jika masih sendiri dan memperoleh fasilitas berupa studio (semacam apartemen dengan 1 kamar) atau student housing tipe lain.

Karena saya memilih untuk membawa keluarga ke Belanda, maka saya tidak berhak untuk tinggal di student housing atau studio, namun meskipun saya menyewa rumah kepada pihak diluar student housing, saya tetap dapat memperoleh housing allowance karena saya telah memiliki anak. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi saya karena jika pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak tidak akan mendapat subsidi jika menyewa rumah di luar SSH (dulu housing office, pihak yang me manage masalah kamar untuk mahasiswa di University of Groningen). karena mereka dapat menyediakan fasilitas kamar untuk pasangan.

Untuk urusan sewa rumah di Groningen secara umum bisa dibagi menjadi 2 kategori, yaitu lewat MVGM atau lewat non-MVGM (makelar swasta lain). Hal ini menyangkut beberapa persyaratan dan fasilitas yang diperoleh jika memilih salah satu dari dua opsi tersebut. Mari kita bahas satu-persatu:

Sewa rumah lewat MVGM

Persyaratan yang aling menonjol jika menggunakan jasa MVGM ini adalah kita harus menyediakan bukti bahwa kita berpenghasilan minimal sebesar 4x harga sewa rumah yang akan kita sewa tersebut. Sebagai contoh rumah saya saat ini sewanya sekitar EUR700, jadi saya harus memberikan bukti bahwa penghasilan kita minimal EUR 2800 per bulan. Saat itu saya menggunakan Guarantee Letter dari DIKTI, Surat keterangan housing allowance dari University of Groningen dan Surat pernyataan penghasilan dari tempat kerja di Indonesia.

Menurut saya, ini adalah hal yang paling vital dalam mempengaruhi keputusan anda diperbolehkan untuk menyewa rumah itu atau tidak karena yang pasti MVGM tidak ingin penyewa yang menggunakan rumah tersebut tidak mampu membayar biaya sewa ke depannya.

Karakteristik lain jika kita mendapatkan rumah dari MVGM adalah kita akan memperoleh rumah yang BENAR/BENAR KOSONG. bahkan untuk lantai saja tidak ada. Tidak seperti di Indonesia dimana sebagian besar rumah menggunakan keramik atau mermer, lantai rumah di Belanda hanya berupa "cor-coran" semen yang harus diberi alas untuk bisa digunakan secara nyaman. Alas yang biasa digunakan di sini adalah Karpet atau Laminaat. Masing-masing alas mempunyai kelebihan dan kekurangan dan pastinya berkorelasi dengan harga. Dalam hal ini saya memilih karpet karena memang lebih murah. Saat itu harga Laminaat mencapai 2x harga karpet.

Selain itu, tidak ada satupun perabotan di rumah yang disediakan oleh MVGM. Oleh karena itu, perlu membeli furniture seperti ranjang, kasur, meja kursi dll. Bahkan lampu pun tidak ada, semuanya harus kita pasang sendiri. Namun, sukur alhamdulillah kita tidak perlu membeli semua itu dari toko alias baru. Kita bisa membeli barang-barang tersebut lewat toko barang bekas yang bernama mamamini atau membeli dari mahasiswa yang ada di groningen.

Sebagai kota pelajar di Belanda bagian utara, Groningen mempunyai tingkat kecepatan pergantian pelajar yang tinggi. students come and go very fast. So banyak student yang selalu menawarkan furniture dan barang lain yang mungkin kita butuhkan secara on line. kita bisa bergabung di grup facebook for sale in groningen atau mungkin bisa membeli barang bekas online via marktplaats.

Pengalaman saya, Persiapan untuk menempati rumah baru itu sangat melelahkan tapi sekaligus menyenangkan. Nah terus bagaimana kalau menyewa rumah dari pihak makelar lain? apa persyaratan, kelebihan dan kekurangannya? Kita lanjut di artikel ini.

Rabu, 28 Januari 2015

Cara memilih asuransi kesehatan di Belanda

Di Belanda, membeli asuransi kesehatan sifatnya adalah wajib. meskipun saya pribadi belum tahu hukuman apa kalau ketahuan ga punya asuransi kesehatan, tapi membeli asuransi kesehatan di Belanda itu menguntungkan karena memang biaya kesehatan di Belanda itu mihil bingiitz kata anak alay. Hehehehe...

Nah di artikel ini, aku coba deh jelasin sistem asuransi kesehatan di Belanda, jadi buat kamu kamu yg bingung mo pilih asuransi yang mana, mungkin nanti jadi punya gambaran seperti apa.

Asuransi untuk Mahasiswa

Berdasarkan kebutuhan mahasiswa, secara umum asuransi kesehatan dibagi menjadi 2. Yaitu buat mahasiswa dengan usia dibawah 30 tahun atau diatas 30 tahun. Untuk mahasiswa dibawah 30 tahun, asuransi untuk student hanya ada 1 macam dan harga antara perusahaan 1 dengan perusahaan lain tidak banyak perbedaannya. Untuk lebih jelasnya, seperti yang direkomendasikan oleh nuffic,NESO Indonesia mahasiswa dengan usia dibawah 30 tahun selama tinggal di Belanda dapat memilih antara AON atau IPS.

Untuk mahasiswa dengan usia diatas 30 tahun dan yg selama rencana tinggal akan mencapai 30 tahun diwajibkan untuk mengambil basis insurance. Basis insurance ini adalah asuransi kesehatan dasar yang diwajibkan oleh pemerintah kepada semua karyawan di Belanda. Jadi meskipun anda statusnya student, tapi jika usianya diatas 30 tahun, maka tetap wajib mengambil asuransi kesehatan ini.

Biaya Asuransi 

Ilustrasinya saya ambil dari asuransi anderzorg.

Besaran iuran asuransi di Belanda sebetulnya sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lain karena memang diatur oleh pemerintah. yang membedakan adalah adanya Eigen risico (compulsary excess + voluntary excess) yaitu biaya yang harus dibayarkan oleh peserta KETIKA menggunakan fasilitas kesehatan sekunder seperti rumah sakit, pemeriksaan laboratorium dan obat-obatan SEBELUM perusahaan asuransi membayar kelebihannya.

Nah ilustrasinya begini, misalnya anda memilih eigen risico EUR350 pada kontrak asuransinya, maka jika dalam setahun anda menghabiskan biaya kesehatan sekunder sebesar EUR1000, maka di akhir tahun, anda harus membayar EUR350 dan sisanya sebesar EUR650 akan dibayar oleh perusahaan asuransi.

Semakin tinggi Eigen risico yang ingin anda tanggung, maka iuran bulanan anda semakin kecil. O iya, Eigen risico ini ditagihnya tahunan ya, dan besarnya tergantung premi yang anda bayarkan setiap bulan.

Misalnya anda memilih Eigen risico sebesar EUR350 (ini compulsory excess yg disyaratkan oleh pemerintah) maka anda harus membayar EUR93 per bulan, namun jika anda memilih eigen risico EUR850 (Compulsory excess EUR350 ditambah voluntary excess EUR500) maka anda hanya perlu membayar EUR66 per bulan.

Harga bulanan ini sedikit berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain namun tidak begitu jauh. Dan sejauh pengetahuanku, yg paling murah ya Anderzorg ini. CMIIW.

Sekedar promosi, jika Lewat link ini, kemudian klik VERZEKERING AFSLUITEN dan mengajukan kontrak asuransi, maka anda akan mendapatkan cashback EUR20 di bulan berikutnya. :)

Di form aplikasi anderzorg, anda akan melihat tampilan seperti ini:


Disitu anda bisa memilih eigen risico dan uang bulanan yang harus anda bayarkan. Disebelah kanan nya, anda bisa memilih coverage tambahan yang anda inginkan. misalnya untuk perawatan gigi, fisioterapi, kacamata, dll. Kalaupun tidak memerlukan, anda bisa mengosongkan bagian ini. 

Nah, mungkin itu dulu informasi tentang bagaimana sistem asuransi kesehatan di Belanda, 

Minggu, 18 Januari 2015

Aplikasi Visa (MVV) untuk keluarga ke Belanda

Sebagai Seorang dosen, pendidikan maksimal (S3) harus segera diselesaikan sesegera mungkin. Keinginan untuk menempuh studi Doktoral di Luar negeri tentunya memberikan nilai tambah berupa pengalaman dan interaksi sosial yang lebih unik. Nah alasan inilah yang mendorongku untuk mencari sekolah di luar negeri dan setelah melalui proses yang panjang dan berliku (eeeaaaa....) akhirnya diterimalah di University of Groningen atau dalam bahasa belanda disebut Rijksuniversiteit Groningen (RuG).

Sebagai Seorang suami dan ayah dari 2 anak, Saya selalu ingin menghabiskan waktu bersama istri dan anak. Perpisahan akibat keperluan studi membuat saya berpisah dengan keluarga untuk beberapa bulan. Pertimbangan untuk tidak membawa keluarga bersamaan dengan keberangkatan pertama kali antara lain karena belum punya pengalaman hidup di Belanda dan ketidak jelasan tempat tinggal dsb. OKI saya baru membawa keluarga setelah beberapa bulan menjalani hidup sebagai 'bujang lokal' di belanda. 

Untuk membawa kaluarga, Bagi saya cukup mudah namun perlu trik juga. Karena sebagai student dengan beasiswa dari DIKTI, tidak lah cukup secara administrasi untuk membawa keluarga ke Belanda. Informasi dari International Student Desk (ISD) mensyaratkan penghasilan sebesar 1597Euro untk membawa istri dengan 2 orang anak. Oleh karena itu, perlu beberapa surat pendukung untuk mencukupi syarat tersebut. Dalam hal ini saya menggunakan surat keterangan penghasilan dari Indonesia sehingga mencukupi untuk persyaratan penghasilan. 

Adapun persyaratan lengkap yang diminta oleh IND (Immigratie en Naturalisatiedienst) adalah sebagai berikut:

Persyaratan pengundang
  • Fc Pasport Student
  • CV dengan informasi minimal: Alamat di belanda, email dan status pernikahan
  • FC ijazah master (karena saya menjalani program PhD)
  • Judul atau tema proyek penelitian
  • Invitation letter dari univ dengan informasi mengenai durasi tinggal di belanda
  • Bukti penghasilan
    • Grant statement dari univ atau pemberi beasiswa
    • Rekening yang menyatakan cukup untuk tinggal di belanda
    • atau kombinasi keduanya
Saat itu saya menggunakan 3 dokumen berupa Guarantee letter dari pemberi beasiswa (DIKTI), subsidi dari RuG (di RuG mahasiswa dengan penghasilan dibawah 1600 memperoleh subsidi untuk rumah sebesar 400 euro per bulan), dan surat pernyataan penghasilan dari institusi asal (Universitas muhammadiyah purwokerto) sehingga mencukupi persyaratan dari IND. 
  • Antecedents Certificate (Bisa diminta dari univ).
Antecedents certificate ini dokumen pernyataan dari kita yang menyatakan bahwa kita tidak pernah tersangkut kasus kriminal atau sejenisnya. 


Persyaratan Keluarga
  • Form Declaration of Authorization (Dari Univ)
  • Paspor anggota keluarga
  • Antecedents Certificate
  • Legalisir akte kelahiran
  • Legalisir buku nikah
Untuk proses legalisir dapat dilihat di Link ini


di Groningen, Untuk mengajukan aplikasi ini, kita harus membayar 225 Euro perorang ke universitas dan tidak dapat di refund, jadi sebaiknya mengajukan aplikasi setelah semua persyaratan sudah lengkap sehingga kemungkinan untuk ditolak menjadi kecil atau bahkan tidak ada.

Jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai informasi ini atau ingin mendapatkan contoh dokumen bisa request by mail ke d.didiksetiawan@gmail.com atau message di FB saya

Minggu, 28 September 2014

Pengurusan Legalisir Akte Kelahiran Untuk Persiapan Studi di Belanda (Bag. 3 Kementrian Luar negeri).

Wahahahaha kelupaan nulis lanjutannya, padahal udah setahun kali ya sejak pos kedua tantang tema ini hehehe...

oke deh, kita lanjutin ya ceritanya, moga moga masih keingetan gimana cara legalisir di tempat selanjutnya, yaitu Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia (KemLU RI) yang lokasinya di sini atau bisa dilihat di sini.

Pengurusan di Departemen Luar Negeri ini cukup mudah, yang penting persyaratannya cukup dan dokumen bisa jadi dengan cepat. syarat penting ketika mengurus legalisasi di sini yang paling utama adalah

AKTE KELAHIRAN SUDAH DILEGALISIR DI DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM

karena kalau belum, maka ga akan dilayani hehehe...

o iya ini penampakan dari loket di departemen luar negeri (diambil dari blog sebelah karena lupa ambil foto hehehe...


nah kalau teman teman mau naik busway ke lokasi bisa pake bus koridor 2 dan turun d halte kemlu, trus masuk lewat gerbang terdekat dari halte busway kemudian masuk ke arah gembir sampe ketemu tulisan loket layanan publik. 

jangan lupa untuk menyiapkan beberapa persyaratan lain seperti:
1. materai 6000 sebanyak 1 buah, 
2. map (waktu itu sih map seadanya dia terima)
3. ngisi form yang udah disediain di lokasi, dan
4. fotokopi KTP 

nah kalau sudah, silahkan diserahkan ke petugas dan membayar Rp.10.000,- per dokumen, dan untuk prosesnya sendiri normalnya 2 hari, tapi kalau beruntung dan sangat kepepet bisa jadi hari itu juga (tapi ini kalau keberuntungan anda level atas hehehe...). 

jangan lupa siapkan uang pas, yaaahh namanya kendala kita ga tahu kan? soalnya pas itu ga ada kembalian dan akhirnya harus cari tukeran uang yang lumayan juga kalau jalan panas2 gitu hehehe...


Nah, itu tuh kalau akte kelahiran kita udah dilegalisir sama 2 instansi penting yang harus kita samperin hehehe...

nah kalau udah, nanti tinggal legalisir di Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia. tunggu informasi selanjutnya yaaa....

Jumat, 11 April 2014

Perbaikan pelayanan di kepolisian (kasus perpanjangan SIM)

Dengan semangat membuat berita positif. Kali ini pengen menulis tentang pengalaman dalam melakukan perpanjangan Surat Ijin Mengemudi (SIM) di kepolisian (Banyumas). 

Meskipun SIM C ku saat itu masih berlaku beberapa bulan lagi, akhirnya aku memutuskan untuk memperpanjang SIM secepatnya. Tanpa persiapan apapun, aku hanya membawa identitas secukupnya seperti KTP dan SIM lama. Setelah sampai di kantor pembuatan SIM, aku langsung bertanya kepada petugas tentang lokasi pembuatan SIM karena aku tidak menemukan petunjuk atau informasi tentang pembuatan SIM ini. Setelah ditunjukkan lokasinya, aku memberitahukan kepada petugas, oleh petugas diminta fotokopi KTP, fotokopi SIM lama, surat keterangan sehat dan mengisi formulir aplikasi. 

Karena hanya membawa dokumen asli, akhirnya aku pergi ke tempat fotokopi di dalam lokasi kantor polisi tersebut, yang sudah pasti mereka tahu kelengkapan untuk perpanjangan SIM. Akhirnya aku memberikan dokumen asliku ke tukang fotokopi dan dlm beberapa saat. Tukang fotokopi memberikanku kelengkapan untuk melakukan perpanjangan SIM antara lain, FC KTP dan SIM, map kertas dan sebuah pulpen. Total kelengkapan seharga 6000 rupiah. Kl dari nilainya sih termasuk mahal, tp kl dr segi kemudahan,  hal ini sangat membantu.

Selanjutnya oleh tukang fotokopi aku disuruh ke dokter atau apalah namanya disamping kantor polisi tersebut. Disitu cuma ada 1 orang 'pasien' yang diperiksa. Setelah tiba giliranku, aku dipersilahkan berdiri di alat timbang dan pengukur tinggi badan, selanjutnya membaca huruf2 untuk memeriksa visus mata, dan terakhir dilanjutkan membaca huruf 'tekek' sebagai pemeriksaan buta warna. Setelah semua dilakukan, petugas tersebut kemberikan secarik kertas yg isinya hasil pemeriksaan tadi. Di meja itu terdapat tulisan 20.000, 'harap bayar dengan uang pas'. 

Setelah selesai dari pemeriksaan kesehatan, aku kembali ke petugas perpanjangan SIM dan aku diberi formulir untuk di isi. Akhirnya baru sadar kenapa tukang fotokopi td memberikanku pulpen dalam paket yang diberikan tadi, karena di meja tempat mengisi aplikasi tidak tersedia pulpen untuk menulis. Setelah mengisi lengkap, akhirnya aku diminta membayar di loket sebesar 75.000,- dan selanjutnya diminta memberikan semua berkas plus formulir dan struk bukti pembayaran ke petugas bagian perpanjangan SIM.

Setelah berkas diminta semua, aku diminta untuk menunggu sampai dipanggil untuk foto. 

Berdasarkan informasi yg diperoleh dari blog-blog ttg perpanjangan SIM, tertulis bahwa perlu melakukan tes simulasi meskipun cuma perpanjangan SIM. Wah, agak males juga nih kalau harus kaya bikin baru pikirku. Tapi mau gimana lagi toh memang butuh juga. 

Akhirnya, namaku dipanggil untuk masuk ke ruang foto. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya sampailah namaku dipanggil kedua kalinya untuk melakukan pengambilan foto. sebelum foto diambil, petugas melakukan kroscek data dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Setelah ok, sidik jari jempol kanan dan kiri diambil, terus dilanjutkan pengambilan spesimen tanda tangan dan foto.

Selesai..

Beberapa menit kemudian SIM langsung jadi, dan pulang dengan senyum. 

Beberapa catatan dari pengurusan SIM ini adalah: 
1. Proses pelayanan transparan dan bebas calo (kebetulan aku ga nemu tuh calo).
2. Biaya murah 6.000 + 20.000 + 75.000 sudah dapet SIM baru
3. Persyaratan gampang, cuma SIM lama n KTP, sisanya bisa didapat di lokasi.
4. Fungsi formulir agak kurang jelas, toh data kita sudah ada di situ. Mungkin utk update data juga sih. 
5. Ga pake simulasi ujian ato apapun namanya. Cuma nyerahin berkas, ambil spesimen sidik jari, tanda tangan, foto.. UDAH..  JADI. Hehehe...

Selamat buat kepolisian yang telah memberikan pelayan yang baik untuk warga negaranya.

Aku cinta Indonesia 😊

Senin, 07 April 2014

Ekspresi sedih sang porter

Hati ini teriris ketika melihat bapak bapak porter di stasiun gambir yang berlari mengejar pintu sambil mengetuk pintu dan berharap ada yg membukakan pintu dari dalam. Melihat ekspresi kecewa mereka dan Membayangkan kekecewaan mereka ketika tidak ada yang membukakan pintu atau tidak ada penumpang yang mau menggunakan jasa mereka. Kalau itu terjadi, sudah bisa membayangkan kekecewaan keluarga mereka yang menunggu adanya uang untuk membeli makan malam atau sarapan besok pagi..

Hmmm.. Orang-orang di sektor non-formal seperti mereka itu memang tidak tetap penghasilannya. Kadang makan kadang tidak.. Yang membuat sedih adalah 'orang ini mau bekerja' dan penghasilannya sedikit. Beda dengan pengemis malas yg tidak mau kerja keras untuk kebutuhannya sendiri.

Trus, bagaimana sikap kita?perlukah mencari penyebab banyaknya sektor informal di Indonesia? Perlukah menyalahkan pihak-pihak yang menyebabkan negeri kita tercinta terasa tidak adil pada rakyatnya? Tidak perlu. Tidak perlu kalau hanya untuk mengumpat atau menyalahkan orang lain. Perlu, kalau ketika kita tahu penyebabnya, kita bisa berperan memperbaiki kondisi ini. Sekecil apapun peran kita.

Marilah kita introspeksi.

Pastinya orang yang membaca tulisan ini punya internet, punya hape atau laptop atau komputer untuk membuka tulisan ini dan punya hal lain yg tidak dimiliki oleh mereka. So, buat renungan aja.. Bahwa masih banyak orang yang tidak seberuntung kita. Mari berusaha sekuat tenaga untuk sekitar sesuai peran dan kemampuan masing masing. Selain itu, gunakan rejeki yang telah diberikan kepada kita secara bijak.

Introspeksi buat diri sendiri.

Selasa, 01 April 2014

Belajar pencalegan dari belanda untuk Indonesia

Teringat waktu ngobrol dengan Mas Zaenal di Amstelween tentang pencaleg-an di Belanda. menarik dan masuk logika saya. tapi sebelumnya tulisan ini mau mengadopsi motto ILK "mengatasi masalah tanpa solusi" hahaha....

dari hasil obrolan, dikatakan bahwa di belanda, caleg di tingkat nasional itu berasal dari caleg yang sukses di daerah. Wah bagus juga sistemnya. jadi yang ke tingkat nasional itu sudah tahu permasalahan dan berprestasi di daerah. selain itu, kemampuannya dalam berpolitik sudah mulai terasah.

coba bandingkan dengan Indonesia. aku ga akan bilang "bukannya mau menjelek2kan Indonesia" atau apalah yang membuat tulisan ini lebih halus. tapi mari kita lihat fenomena yang terjadi di negeri kita tercinta. INDONESIA.

1. yang punya uang bisa jadi caleg
ini adalah satu dari banyak berita tentang perlunya, atau lebih tepatnya wajibnya membayar untuk jadi caleg dari suatu partai. apalagi jika ingin ditempatkan di posisi pertama di surat suara. Secara logika, orang miskin (selain dilarang sakit dan dilarang mendapatkan pendidikan yang bagus) juga dilarang menjadi caleg. Syarat uang ini bisa menjadi positif jika sang caleg itu memang benar benar tidak butuh uang lagi. misalnya ada orang yang super kaya dan dapat revenue dari bisnisnya sehingga tidak butuh pemasukan lagi dari tempat lain misalnya gaji dan insentif dari menjadi wakil rakyat. Untuk tipe orang ini, mungkin dia bisa fokus mempebaiki Indonesia. Namun di sisi yang lain, jika uang yang diperoleh dari pinjaman, atau bisnis yang setengah-setengah. ditautkan ketika sang caleg berhasil menjadi wakil rakyat, dia akan berusaha mencari uang untuk membayar hutang atau menggunakan kewenangannya dalam mempengaruhi keputusan eksekutif dalam mengembangkan bisnisnya. Belum lagi kalau tidak terpilih, bisa menjadi stres dan gila.

2. Caleg Artis
Fenomena ini juga menarik, dengan tingginya penonton televisi di Indonesia, dan adanya TV nasional yang menjangkau secara luas dan gratis di negara ini, memungkinkan seorang selebritis dikenal secara nasional. kondisi ini dilihat oleh partai dan dimanfaatkan untuk mendulang suara di pemilu. Selain itu, selebritis atau mantan selebritis relatif mudah untuk mendapatkan uang untuk mendaftar suatu partai, dan partai juga akan mendapat keuntungan dari sang artis. istilah jawanya "win win solusen". Selain itu, menggunakan artis juga mengurangi biaya kampanye sehingga sekali lagi sangat menguntungkan bagi kedua pihak.

Trus, apa masih ada caleg yang "layak" dipilih di pemilu nanti? Mmmmmmm... ga tau juga ya, harusnya sih ada, karena di dunia ini ada hukum probabilitas dan hukum pareto, atau istilah lainnya tidak ada yang sempurna di dunia ini. Apalagi di Indonesia sudah menganut sistem demokrasi dimana masih banyak pro dan kontra mengenai sistem demokrasi di negara dengan masyarakat islam terbesar di dunia.

Kesimpulannya: sistem pencalegan berdasarkan kompetensi, pengkaderan dan track record sangat menarik dan akan memberikan hasil yang lebih baik dari sistem yang sudah ada sekarang dimana siapapun bisa menjadi caleg di tingkat manapun.

Penutupnya adalah (sebagai penggemar ILK) saya menyatakan bahwa tulisan ini akan menyelesaikan masalah tanpa solusi, tidak bermartabat dan tidak bertanggung jawab....!!!!! Yeeaaaahhh.

I Love Indonesia